Monday, August 3, 2015

Teori dasar tablet


Teori Dasar Tablet

a. Definisi Tablet
Tablet merupakan bahan obat dalam bentuk sediaan padat yang biasanya dibuat dengan penambahan bahan tambahan yang sesuai, tablet dapat berbeda ukuran, bentuk, berat, kekersan, dan ketebalalan, daya hancurnya dan aspek lain yang tergantung dengan pemakaian tablet dan cara pembuatannya. Kebanyakan tablet digunakan pada pemberian secara oral. Kebanyakan tablet dibuat dengan penambahan zat warna dan zat pemberi rasa. Tablet lain yang penggunaanya dapat cara sublingual, bukal, atau melalui vagina.

Dengan metode pembuatan tablet yang manapun, tablet yang dihasilkan harus mempunyai sifat-sifat yang baik, yaitu :
1. Cukup kuat dan resisten terhadap gesekan selama proses pembuatan, pengemasan, transportasi dan sewaktu di tangan konsumen. Sifat ini diuji dengan uji kekerasan dan uji friabilitas.
2. Zat aktif dalam tablet harus dapat tersedia dalam tubuh. Sifat ini dilihat dari uji waktu hancur dan uji disolusi.
3. Tablet harus mempunyai keseragaman bobot dan keseragaman kandungan (untuk zat aktif kurang dari 50 ml). Parameter ini diuji dengan variasi bobot dan uji keseragaman kandungan.
4. Tablet berpenampilan baik dan mempunyai karakteristik warna, bentuk dan tanda lain yang menunjukkan identitas produk.
5. Tablet harus menunjukkan stabilitas fisik dan kimia serta efikasi yang konsisiten


Jenis- Jenis Tablet
Jenis tablet berdasarkan cara penggunaanya : 
1. Tablet triturate, tablet ini bentuknya kecil dan biasanya silindris, dibuat dengan cetakan MTT atau dibuat dengan kompresi CTT dan biasanya sejumlah kecil obat keras di industri tablet ini dibuat secara kompresi dengan skala kecil dengan cara mencetak karena lebih mudah dan lebih murah di banding tablet yang dibuat secara kompresi. 
2. Tablet hipodermik, tablet yang penggunaanya dengan menyuntikkan kedalam jaringan, cara penggunaannya dengan cara melarutkan tablet kemudian baru disuntikkan kepada pasien.
3. Tablet bukal dan sublingual, yaitu tablet yang disisipkan dibawah lidah biasanya berbentuk datar.
4. Tablet effervesescent, yaitu tablet yang melarut sempurna dalam air, dibuat dengan menggempa atau mencetak mengandung zat tambahan berupa campuran asam dan basa yang apabila dicelupkan dalam air akan mengeluarkan gas karbondioksida.
5. tablet kunyah, yaitu mudah hancur ketika dikunyah biasanya mengandung mannitol yang berasa dan berwarna khusus.
6. tablet vaginal, tablet yang dimasukkan kedalam vagina untuk pengobatan lokal.
7. Tablet implantasi, yaitu tablet steril yang diberikan atau diletakkan dibaawah kulit.


  KOMPONEN TABLET
1. ZAT AKTIF
Kebanyakan zat aktif tidak dapat dikempa langsung menjadi tablet karena tidak punya daya ikat yang cukup yang perlu untuk membuat suatu tablet, disamping itu tidak semua zat aktif mempunyai sifat alir yang baik.
Zat aktif dalam pembuatan tablet dapat dibagi dua :
1. Zat aktif yang tidak larut, dimaksudkan untuk memberikan efek local pada saluran cerna, misalnya adsorben untuk tukak lambung (Norit) .
2. Zat aktif yang larut, dimaksudkan untuk membarikan efek sistemik setelah terdisolusi dalam cairan salura cerna kemudian diabsorbsi, terhadap zat aktif yang harus diperhatikan formulasinya, desain, bentuk dan manufaktur untuk menghasilkan tablet yang diinginkan. Sifat kelarutannya merupakan dasar untuk memformulasi dan mendesain produk yang efektif.

2. ZAT TAMBAHAN
Eksipien atau zat tambahan adalah zat inert yang tidak aktif secara farmakologi berfungsi sebagai zat pembantu dalam formulasi tablet untuk membentuk tablet dan untuk mempermudah teknik pembuatan tablet. Dalam pemilihan bahan tambahan untuk pembuatan tablet harus diperhatikan sifat fisika dan sifat kimianya, begitu juga dengan stabilitas dan zat tambahan yang digunakan.
Bahan tambahan tablet antara lain adalah :
1. Zat pengisi, zat inert secara farmakologi yang dapat ditambahkan dalam sebuah formulasi tablet untuk penyesuian bobot dan ukuran tablet sesuai dengan yang ditetapkan, jika jumlah bahan aktif kecil, juga untuk mempermudah pembuatan tablet walaupun pengisi adalah zat yang inert secara farmakologi, zat tersebut masih dapat mempengaruhi sifat fisika, kimia dan biofarmasi dari sedian tablet. Contoh, interaksi basa atau garam – garam amin dengan laktosa dan alkali basa yang menyebabkan terjadinya perubahan warna coklat sampai hitam. Laktosa tidak bercampur dengan asam askorbat dan salisilamide. Penggunaan dari pengisi tergantung dari volume atau berat tablet yang diingan. Bahan pengisi yang sering digunakan: laktosa USP, lactose anhydrous, spray dried lactose. Amylim : maydis, oryzae, meranthae, solany, mannitol, sukrosa dan lain- lain.
2. Bahan pengikat, adalah zat inert secara farmakologi yang ditambahkan kedalam formulasi tablet untuk meningkatkan kohesifitas antara partikel–partikel serbuk dalam masa tablet yang diperlukan untuk pembentukkan granul dan kemudian untuk pembentukan massa menjadi kompak dan padat yang disebut tablet, pengikat dapat dibagi dua :
a. Pengikat kering (binder), pengikat kering ditambahkan kedalam massa kering. Contoh, bahan kering yang sering digunakan:
- Acasia 2 – 5 %
- Derivat selulosa 1 – 5 % 
- Sukrosa 2 – 25 %
b. Pengikat Basah ( Adhesive), ditambahkan dalam bentuk larutan atau suspensi, contoh pengikat basah yang sering digunakan:
- Derivat selulosa 1 – 5 %
- Gelatin 1 – 5 %
- Pasta amylum 1 – 5 %
- Natrium Alginat 2 – 5 %
3. Bahan penghancur, zat inert secar farmakologi yang ditambahkan pada massa untuk membantu mempercepat waktu hancur tablet dalam saluran cerna, zat disintegran dapat ditambahkan sebagai fasa dalam yang disebut sebagai fasa dalam yang disebut sebagai bahan internal dan sebagai fasa luar yang disebut bahan eksternal. Mekanisme kerja dari bahan penghancur adalah :
- jika kontak degan air akan mengembang sehingga volume tablet membesar dan akhirnya pecah,contoh : golongan selulosa.
- Memecah ikatan partikel tablet sehingga akan pecah.
- Membentuk kapiler,contoh : golongan amilum dan selulosa 
- Membentuk gas : asam sitrat dan bikarbonat 
- Membentuk lelehan, contoh : oleum cacao 
- Penghancur akan melarut, contohnya : PEG
- Ditambahkan dengan cara bersama bahan aktif, contohnya : penghancur dalam memecah granul menjadi partikel.
- Bersama dengan pelincir, penghancur luar untuk memecah tablet menjadi granul.
tidant memberikan Zat pewarna
Zat warna adalah zat inert secara farmakologi ditambahkan kedalam kedalam massa tablet dalam jumlah kecil untuk tujuan :
1. Memberikan identitas atau untuk membedakan produk yang satu dengan yang lainya.
2. Mengurangi terjadinya kesalahan pada waktu pembuatan.
3. meningkatkan nilai estetika, memperindah atau meningkatkan harga pasar.
Zat yang digunakan adalah zat warna yang diperbolehkan oleh perMenkes dapat dibagi dalam dua golongan :
1. Zat warna larut dalam air, pewarna dapat bermigrasi kepermukaan tablet.
2. Lakes, campuran pewarna tak larut air yang diadsorbsikan pada suatu zat, misalnya Aluminium Hidroksida.
6. Bahan pemanis dan pewangi ( penambah rasa atau aroma) 
Zat inert secara faarmakologi yang ditambahkan kedalam formulasi tablet dalam jumlah kecil yang bertujuaan memperbaiki rasa atau bau tablet, zat pemanis biasanya adalah gula buatan yang ditambahkan kedalam formula tablet effervescent. Cara penambahanya dapat ditambahkan dalam bentuk granul semprot kering atau sebagai minyak atsiri. Biasanya ditambahkan terakhir bersama – sama fasa luar. Zat pengaroma kering lebih mudah ditangani dari pada minyak atsirinya. Penggunaan penambah aroma atau rasa umumnya berpasangan misalnya aroma jeruk dan rasa asam, dan sekaligus ditambahkan warna kuning.
7. Bahan penyerap ( Adsorben ) 
Adsorben adalah zat inert secara farmakologi yang ditambahkan kedalam formulasi tablet yang bertujuan mengadsorpsi cairan yang ada atau yang akan terjadi dalam massa tablet. Bahan penyerap banyak digunakan dalam jumlah yang sesuai dengan berapa banyak kandungan cairan dalam bahan yang akan dikurangi pengaruh cairanya.
Penambahan adsorben dapat ditambahkan sebagai fasa luar. Jika akan terjadi campuran yang menyebabkan cairan, maka sebaiknya ditambahkan adsorben fasa luar dan fasa dalam. Contohnya adsorben : golongan silika gel seperti aerosil, kaolin, veegum, dan lain-lain.

 

No comments:

Post a Comment